Apabila tiba saja giliran saya mencuci tangan di pili air masjid usai berbuka puasa, seorang anak kecil memintas saya sambil menghulurkan tangan untuk dicuci. Anak berkopiah putih itu yang tidak saya nampak raut wajahnya mungkin berusia 4 atau 5 tahun. Saya membantu anak itu mencuci tangannya yang kotor sesudah makan.

Selalunya anak kecil yang dibantu hanya akan berlalu pergi. Saya tidak kisah. Namun anak ini tanpa mengenali saya, dengan nada yang lembut dan ikhlas mengucapkan “Thank you” sebelum berlalu pergi masuk ke dalam masjid. Tidak ada orang dewasa di sampingnya, tidak ada sesiapa yang menyuruh, ucapan “Thank you” itu ternyata sudah terpatri dalam ingatan dan jiwanya walaupun dalam usia yang begitu mentah.

Di kala kita mungkin kecewa dengan adab dan akhlak yang semakin pudar dalam masyarakat, di kala perbalahan demi perbalahan dan persengketaan demi persengketaan di kalangan orang dewasa tidak pernah tamat, adanya insan kecil yang suci jiwanya dan murni hatinya sebeginilah yang seharusnya memberikan semangat agar kita tidak berputus asa untuk melentur buluh dari rebungnya. Semoga anak-anak inilah yang akan menjadi pemimpin yang akan membentuk generasi akan datang yang lebih baik daripada kita.
Insya Allah.